Bocah Update - 2 Siswa SMAN 10 Malang berhasil mengubah Urine/Air Seni menjadi Bahan bakar kendaraan bermotor menggantikan bensin. Nurul Inayah dan Nando Novia 2 siswa yang pada April lalu meraih mendali emas dari ajang internasional "Young Inverter Olimpiade" di Georgia, yang berasil mengungguli 101 peserta dari 40 negara.
Penjelasannya adalah urine manusia yang diubah menjadi energi
tersebut tidak berdiri sendiri, tapi dipadu dengan sistem penggerak
mobil lainnya, yang dikenal sebagai photoelectro sistem.
Sistem kerjanya adalam awalnya sinar matahari yang ditangkap oleh
panel surya, secara konstan diubah menjadi energi listrik dan disimpan
dalam baterei. 25 persen energi baterei digunakan sebagai sumber tenaga
dalam proses elektrolisa urine manusia, yang berfungsi memisahkan
hidrogen dan nitrogen.
Gas hidrogen disimpan fuel sell untuk menghasilkan energi listrik dan dialirkan kembali ke dalam baterai.
Proses tersebut bekerja secara simultan, sehingga tenaga listrik bisa difungsikan pada siang maupun malam hari. Dan jenis urine yang bisa berfungsi optimal adalah urine orang yang sehat, karena tidak tercampur bahan kimia.
Proses tersebut bekerja secara simultan, sehingga tenaga listrik bisa difungsikan pada siang maupun malam hari. Dan jenis urine yang bisa berfungsi optimal adalah urine orang yang sehat, karena tidak tercampur bahan kimia.
Nando menjelaskan, dia bersama Nurul mengaku telah melakukan penelitian
ini selama 3 bulan. Hanya dengan memanfaatkan listrik tenaga surya,
kata Nando, mereka bisa mengubah urine menjadi hidrogen yang dapat
menghasilkan listrik. Listrik ini dapat menggerakkan mobil yang mampu
melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam. "Satu liter urine dapat
menghasilkan listrik untuk melaju 17 kilometer," kata Nando.
Menurut Nando, proses elektrolisasi satu liter urine membutuhkan waktu 1,5 menit. Selain itu, urine yang digunakan hanya urine dari manusia sehat. Sebab, urine yang mengandung unsur gula atau kimia lain akan menganggu proses elektrolisasi. Urine dipilih karena proses elektrolisasi lebih efisien hanya membutuhkan catu daya 0,37 volt, bandingkan dengan air yang membutuhkan listrik 1,2 volt.
Menurut Nando, proses elektrolisasi satu liter urine membutuhkan waktu 1,5 menit. Selain itu, urine yang digunakan hanya urine dari manusia sehat. Sebab, urine yang mengandung unsur gula atau kimia lain akan menganggu proses elektrolisasi. Urine dipilih karena proses elektrolisasi lebih efisien hanya membutuhkan catu daya 0,37 volt, bandingkan dengan air yang membutuhkan listrik 1,2 volt.
Mereka telah merencanakan alat tersebut ditanam di sebuah mobil dengan
perkiraan perhitungan mencapai Rp50 juta untuk merealisasikan alat
tersebut dapat menggerakkan mobil listrik. Keduanya bercita-cita
merealisasi mobil listrik berbahan bakar urine tersebut dan berharap
dukungan dana dari sponsor. Saat ini, mereka juga sudah mengajukan hak
paten atas temuan tersebut dan berharap dukungan dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
#Indonesia Bangga
0 komentar:
Posting Komentar